Banyak budaya menganggap air sebagai elemen penting bagi pembersihan secara fisik maupun spiritual. Dengan sedikit upaya, mandi yang dilakukan sehari-hari juga dapat menjadi pengalaman meditasi yang bernuansa mistis. Hasilnya, kebugaran tubuh secara fisik, mental, dan emosional akan terpulihkan.
Ketertarikan manusia akan air merupakan hal yang sangat naluriah karena sebagian besar komposisi otak, darah, dan otot manusia terdiri atas unsur air. "Manusia telah menggunakan air untuk memulihkan tubuh secara fisik, mental, dan emosional sejak dulu," kata Barbara Close, pendiri Naturopathica Holistic Health di Australia, dan penulis buku Pure Skin: Organic Beauty Basics.
Menurutnya, sebagai sarana penyembuhan, air telah lama digunakan untuk keperluan pengobatan gangguan fisik maupun psikis. Salah satu cara memanfaatkan energi air itu adalah melalui kegiatan sehari-hari, yaitu mandi.
Dari kegiatan mandi dapat dirasakan hubungan antara air dan kehidupan. Dengan sedikit upaya, mandi yang dilakukan sehari-hari itu dapat menjadi pengalaman meditasi yang bernuansa mistis. Pengalaman itu akan membantu Anda berhubungan dengan kebijaksanaan yang ada di dalam diri.
Latar Budaya
Dikatakan, pemanfaatan air ini bukanlah sesuatu yang baru. Sejak dulu mata air dianggap suci dan menarik minat peziarah. Sebagian masyarakat Eropa punya kebiasaan mengambil air di pemandian tertentu. Masyarakat di Asia seperti Indonesia juga punya jenis ritual mandi. Malah ada yang menggabungkan penggunaan uap dan bunyi-bunyian sebagai seremoni. Suku Aztec Temazcal dan Mayan Zumbul-che merangkai elemen musik sebagai tanda dimulainya ritual pembersihan.
Budaya di negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan negara-negara kepulauan di Laut Pasifik, juga banyak berhubungan dengan sumur, sumber air, wanita cantik, prinsip feminitas, dan kelahiran. Para wanita di negara-negara tersebut menambahkan bunga dalam ritual mandinya. Harapannya, agar aktivitas mandi dapat disertai oleh energi spiritual yang kuat.
Contohnya, ritual mandi bunga atau mandi kembang bagi pengantin di masyarakat Jawa. Saat malam pengantin, orang mempersiapkan calon mempelai perempuan untuk mandi bunga. Persiapannya, pertama-tama badan digosok dengan kunyit. Tujuannya untuk melakukan proses eksfoliasi (pengelupasan kulit). Kemudian kulit digosok lagi dengan yoghurt agar jadi halus. Selanjutnya, dimulailah aktivitas mandi bunga. Barulah mempelai perempauan dianggap suci atau murni.
"Tiap orang dan semua fragmen kehidupan dari planet ini memiliki hubungan di dalam (inner) maupun di luar (outer) dengan air," kata Nadine Epstein, penulis buku Healing Rituals and Traditions From Around The World. "Awal kehidupan manusia telah dikondisikan dalam sebuah lautan. Saya suka membayangkan kita seperti berada di keanekaragaman sebuah lautan. Kita berada di atas bumi yang telah dibeda-bedakan oleh bermacam-macam jenis air."
Tambah Wewangian
Anda dapat menyerap energi air saat berada di kamar mandi di rumah. Untuk itu bolehlah Anda berupaya menciptakan suasana upacara dengan menambahkan lilin atau dupa, musik atau wangi-wangian, serta hal-hal yang berkaitan dengan keagungan semesta.
"Dalam kesendirian, saya suka melantunkan lagu rohani di atas permukaan air, memperhatikan embusan napas, dan penyerapan suara dalam air. Saya selalu menikmati gelombang suara serta perjalanannya dalam bentuk padat, gas, atau cair," ungkap Nadine.
Nadine ingat ayahnya yang seorang fisikawan, saat membuat peta kristal lintas gelombang suara. Jika diolah kembali, katanya, simetri gelombang itu indah. Gelombang ini dapat dihubungkan dengan dunia maya, yang dikenal sebagai atau prana atau chi oleh masyarakat Cina. Hampir semua kebudayaan punya nama untuk energi-energi halus ini atau getaran-getaran yang keluar dari dalam dan luar diri kita. Terakhir, tambah Nadine, Anda dapat meresapi energi air dengan kesadaran dan semangat diri.
No comments:
Post a Comment