Di Indonesia, selain kasus gagal ginjal, batu ginjal juga semakin sering dijumpai. Penyakit ini juga sering disebut batu karang dan kencing batu. Menurut para ahli, penyebab batu ginjal adalah akibat pola mengonsumsi makanan yang salah.
Namun, bila menengok sejarahnya, penderita batu ginjal telah ditemukan sejak ribuan tahun lalu. Hal itu terbukti dari hasil penemuan para ahli, jejak batu ginjal ditemukan pada mumi yang dibalsam dan berusia sekitar 7.000 tahun di Mesir.
Salah satu penyebab batu ginjal adalah kelebihan kalsium. Untuk itu setiap orang dianjurkan untuk mencegah kelebihan asupan kalsium. Makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim, dan sayur kol. Makanan jenis ini mengandung lebih dari 100 mg kalsium per porsi. Sedangkan bayam, ikan kering, dan cokelat tergolong makanan yang mengandung kalsium sedang.
Selain mengurangi asupan kalsium, penderita ginjal juga dianjurkan mengurangi konsumsi garam, karena setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg kalsium dalam urin.
Sementara itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan berpendapat, konsumsi sayur dan buah secara berlebihan ternyata juga membebani fungsi kerja ginjal. Walaupun vitamin diperlukan tubuh, tapi jika ginjal tidak mampu mencerna dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal.
Selain vitamin, makanan yang mengandung protein dan mineral juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, garam, telur, dan susu. "Konsumsi teh berlebihan juga tidak baik. Karena selain mengandung kafein, di dalam teh ada unsur non-gizi yang mengganggu penyerapan mineral," jelasnya.
Namun, Ali menambahkan, bukan berarti penderita batu ginjal tidak boleh mengonsumsi makanan mengandung vitamin, protein, dan mineral. Asalkan, pola konsumsi terutama golongan usia lanjut oleh penderita batu ginjal dibatasi agar ginjal berfungsi baik. Sebab, penderita batu ginjal juga memerlukan kandungan gizi dalam makanan untuk kesehatan tubuhnya.
Dijelaskan Ali, orang yang memiliki ginjal normal tentu dapat mencerna vitamin dosis tinggi yang memang diperlukan tubuh. Dan, orang tersebut dapat mengonsumsi vitamin 10 kali lipat lebih banyak, dibandingkan manusia yang ginjalnya tidak baik.
Karena itu terhadap orang yang memiliki ginjal kurang baik, Ali menganjurkan agar sejak muda mengonsumsi vitamin, mineral, dan protein secara moderat (tidak lebih dan tidak kurang).
"Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ginjal baik atau bagus, bisa dilihat dari riwayat kesehatan ayah atau ibunya. Kalau orangtua atau saudara satu darah memiliki masalah gangguan ginjal, maka ia akan berpotensi terkena penyakit tersebut," katanya.
Ali menyebutkan, di negara-negara maju saat ini dikenal istilah konsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari. Yaitu, apabila dalam sehari seseorang mengonsumsi dua kali sayuran harus diimbangi dengan tiga buah. "Itu berlaku bukan hanya untuk penderita ginjal, tapi juga untuk mengatasi penyakit kronis."
Namun, yang sekarang terjadi di Indonesia, keluarga yang secara ekonomi baik cenderung mengonsumsi zat-zat tadi secara berlebihan, baik sadar ataupun tidak.
"Misalnya dengan makan di restoran fast food. Mungkin sekarang tidak diarasakan, tapi kalau hal itu menjadi kebiasaan akan sulit dihilangkan," ujarnya. Ali tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan diet dapat menangkal batu ginjal.
Menurutnya, diet bukanlah untuk menangkal batu ginjal, tapi mengatasi ginjal agar tidak terbebani. "Diet memang memengaruhi pola makanan yang buruk menjadi lebih baik. Tapi kalau diet bertujuan untuk mengatasi kegemukan, itu lain lagi arahnya. Karena diet hanya mengurangi kalori tubuh."
Terhadap para penderita batu ginjal, Ali menyarankan agar mengonsumsi air putih untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi beban ginjal. Namun terhadap penderita gagal ginjal, menurutnya, memang harus dilakukan operasi sebagai upaya penyembuhan.
Cara yang cukup efektif untuk mengatasi batu ginjal tanpa harus operasi adalah rajin mengonsumsi jeruk nipis. Kandungan sitrat jeruk nipis lokal (citrus aurantifolia swingle) bulat memiliki kandungan sitrat 10 kali lebih besar dibanding jeruk keprok atau enam kali jeruk manis.
Biasanya sitrat di dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, maka pemberian jeruk nipis dianjurkan sesaat sesudah makan malam sehingga hasilnya lebih maksimal.
Cara pemberian jeruk nipis lokal ini bisa berupa dua buah jeruk nipis dengan diameter di atas 4,5 cm yang diencerkan dalam dua gelas air. Pemberian perasan jeruk nipis sesudah makan malam dilaporkan tidak menimbulkan keluhan lambung dan memberikan rasa kepatuhan. (PRC)/Harian Global
No comments:
Post a Comment